Senin, 08 November 2010

INI rinduku, Karnggongso





Aku datang kembali,masihkah kau kenali?
sementara di nadiku telah teraba deru
gemuruh yang menggema..


ach, nafas pantaimu telah kucium..


juga debur ombakmu yang berdentang basah..


seperti degup jantung perantau kesepian Rindu kampung halaman..


sepanjang perjalanan, kukenal jejakmu..


pohon-pohon yang berjajar sepanjang jalan,


jurang-jurang curam yang tetap saja mengagumkan..


wajah-wajah penakhluk bukit berbaur dengan legam kulit nelayan yang terbakar..


ini negeri yang tak perlu berubah..


benar, inilah kau yang dulu, nafas laut...


bunyi laut..



ini aku di ujung pantaimu,


menyentuh buih dengan ujung jari,buih kecil yang terus berkejaran..


menyusun keping-keping ingatan yang berserak..


dan membayang di kemilau pasirmu sesaat sebelum ombak datang memecah..


pasirmu basah, seperti basahnya hati. pasir yang berkilap dan sekejab muram ketika ombak menerpa..


betapa dalam tiap butirnya terekam kisah yang selalu berbeda..


tentang orang-orang yang datang,


tentang orang-orang yang pergi,


tentang orang-orang yang menangis,


tentang orang-orang yang merindu..


jadi, katakanlah karanggongso..


jika mencintaimu, haruskah aku menjelma karang?


[Wibi....]







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disaat waktu berhenti…kosong Dimensi membutakan mata,memekakkan telinga Lalu diri menjadi hampa Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka *Sadarku akan hadirmu, mematahkan sendi² yang biasanya tegak berdiri.....
Aku tak tahu sampai kapan aku terus memikirkanmu... dan sampai kapan ku terus menunggu, kemana dunia berpihak di senja ini... tak ada angin yang menghembuskan beritamu, hanya bisikmu yang aku temui di sisa mimpiku semalam...