Senin, 08 November 2010

Merindui kampung halaman


Semalam kuhabiskan malam
Tetap menetap untuk i’tikaf
Mengkulum kalam mendekap mushaf
Mengharap kemuliaan terungkap tuk kutangkap

Siang ini langit terlihat cerah
Mengarah terarah menggiring gairah
Senyum mengembang saat gaji dan THR di genggaman
Dan kan kututup penggalan hari dengan riang
Berbuka puasa bersama rekan sepekerjaan

Esok pagi kan kutinggalkan kota hujan
Menuju kampung halaman di mana aku dilahirkan
Rindu yang membiru teramat sulit terelakan
Menuju rumah indah temat cinta menebar kebahagiaan

Ayah, Bunda
Maafkan aku masih datang sendirian
Rupanya aku belum mendapatkan kawan di dekapan
Biarlah kehadirannya kan diterjemaahkan
Saat penghambaanku membijak di hamparan

Duhai hamparan sawah dan kolam ikan ayah
Duhai halaman luas apakah bunga-bunganya sedang merekah
Duhai kebun apakah ada pepohonannya yang sedang berbuah
Lelaki kecil yang nakal itu kan datang dengan menyapa ramah

Lelaki kampung ini merindu
Dengan cinta berbalut syahdu...

[Sang_khilaf]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disaat waktu berhenti…kosong Dimensi membutakan mata,memekakkan telinga Lalu diri menjadi hampa Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka *Sadarku akan hadirmu, mematahkan sendi² yang biasanya tegak berdiri.....
Aku tak tahu sampai kapan aku terus memikirkanmu... dan sampai kapan ku terus menunggu, kemana dunia berpihak di senja ini... tak ada angin yang menghembuskan beritamu, hanya bisikmu yang aku temui di sisa mimpiku semalam...