seperti mimpi yang semula tak pernah kuangankan
mengalir saja dalam perhelatan laga hidup
menyusuri lorong setiap.yang terkadang tanpa rambu
pun aku masih pada sembah langkah ,yang walau belum sempurna
mengalir saja dalam perhelatan laga hidup
menyusuri lorong setiap.yang terkadang tanpa rambu
pun aku masih pada sembah langkah ,yang walau belum sempurna
waktu yang semula merindu,kini terbalut kemelut
tawa yang semula mengunduh hasrat
lentik yang berangkat membawa serta penat
lembar lembar itu b e r a i kini
tawa yang semula mengunduh hasrat
lentik yang berangkat membawa serta penat
lembar lembar itu b e r a i kini
ini adalah sabana keringku
kemarau membakar hijau warna rindu
bara marah sumpah menyumpah tumpah
bumi pun gempa, menganga tanya
kemarau membakar hijau warna rindu
bara marah sumpah menyumpah tumpah
bumi pun gempa, menganga tanya
menangisku tak ada arti lagi
menghibaku tak mungkin lagi
pintaku tak mungki lagi
suarakupun parau tak bernyawa
menghibaku tak mungkin lagi
pintaku tak mungki lagi
suarakupun parau tak bernyawa
selembar hari gundahku
pada malam tanpa mimpi
pada ruang ruang dimana berbincang
pada jenuh saat keluh
pada malam tanpa mimpi
pada ruang ruang dimana berbincang
pada jenuh saat keluh
tapi sungguh…………………..
masih ada pagi yang menunggu
masih ada udara yang membelai hela
sungguh dan penuh
masih ada pagi yang menunggu
masih ada udara yang membelai hela
sungguh dan penuh
ku kakatan pada diriku
g e n g g a m l a h
akhir dari sebuah jalan adalah awal jalan yang baru
m e m b u m i l a h
g e n g g a m l a h
akhir dari sebuah jalan adalah awal jalan yang baru
m e m b u m i l a h
g a m b u h
pada mesra jagad raya
pada kehidupan yang hidup
pada kedahsyatan cinta
pada kidung kudangan cita
pada mesra jagad raya
pada kehidupan yang hidup
pada kedahsyatan cinta
pada kidung kudangan cita
[KI GAMBUH] Ruang jingga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar