~apakah engaku masih ingat saat kita bercengkerama di bawah rindang pohon yang menaungi diri kita dari menanusiaan, sebagaimana tulang rusuk melindungi rahasia illahi dalam hati agar tidak terluka?
~masih ingtakah engkau jalan-jalan kecil dan hutan yang kita lalui bersama dengan bergandeng tangan dan saling menyandarkan kepala, seakan tengah menyembunyikan diri kita dalam kebersamaan?
~apakah engkau ingat suatu masa ketika aku mengucapkan selamat tinggal, dan ciuman intim yang kau daratkan di bibirku?
~dimanakah engkau sekarang, kembaran jiwaku? apakah engkau terjaga di kesunyian malam?
~biarlah angin segar sepoi-sepoi berhembus menujumu, mengirim gejolak dan CINTA hatiku.
~sunyi adalah malam, namun dalam jubah kesunyian. mimpi-mimpi membohongi penantian. sang bulan berputar di atas kepala. matanya yang tajam mengawasi hari-hari yang telah berlalu.
~biarkan aku membawamu, anak perempuan padang, kepada penCINTA kebun anggur. anggur yang kita peras akan memadamkan kerinduan.
~pepohonan saling berpelikan, bunga-bunga saling merangkul sama lain, burung-burung menyanyi tentang CINTA mereka, dan alam beserta isinya mengajari sang jiwa.
~aku melihatmu, kekasihku, dalam mimpi. aku melihat wajahmu dalam kesepian dan keterasingan. engaku adalah teman jiwaku yang hilang. setengah dari diriku yang dipisahkan saat di tetapkan.
~ CINTA telah menyatukan kami, lalu siapa dapat memisahkan kami? kematian telah menjemput kami, lalu siapa yang dapat membawa kami kembali?
~siapapun yang tidak melewtkan hari-harinya dalam panggung mimpi-mimpi, dia adalah budak seluruh hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar